Love

Sore peralihan malam, seorang konsultan baru saja duduk berhadapan dengan seorang kliennya.
Kali ini seorang wanita bertudungkan kerudung.
“Apa yang bisa saya dengarkan dari Anda?”
Wanita itu tampak agak jengah,
“Apa disini dilarang merokok?”
Lelaki tua, si konsultan, menyodorkan pemantik.
Wanita itu dengan segera mengeluarkan sebatang rokok dari tas gandengnya dan menyambut api dari pemantik, setelahnya menghisap dan menghembuskannya.
“Terima kasih.”
“Sama-sama. Berapa usia Anda, Nyonya Zuki, benar itu nama Anda?”
“Ya. Saya empat puluh tahun empat bulan dua puluh hari.”
“19 Mei 1958, benar?”
“Tepat sekali!” wanita itu berdecak kagum.
“Silahkan mulai.”


Wanita itu mendehem,
“Ketika saya berumur tujuh tahun, saya mengenal seorang wanita yang tidak pernah bisa saya kenal.
Bahkan sampai akhir hayatnya, saya tak pernah bisa mengerti dirinya dan segala yang ia perbuat pada saya.
Waktu itu saya masih terlalu kecil untuk memahaminya.
Saya rasa Anda tahu mengenai “mercenaries legendaris”.
Wanita itu, Hermes, itulah julukannya pada masa kekuasaannya.
Yang terlihat oleh saya pada saat itu, dia adalah seorang wanita berperangai keras dan tegas.
Fisik dan mentalnya bagai seorang wanita perkasa.
Waktu itu saya begitu mengaguminya.
Menghadapi kenyataan tubuh yang terlahir lemah, didalam hati kecil, saya sedikit berharap agar suatu saat saya bisa sekuat dia.
Waktu itu, saya benar-benar berharap begitu.
Dari kejauhan, dengan mengintip-intip, saya sering memperhatikan sosok punggungnya tengah berpidato dihadapan puluhan bawahannya dengan lantangnya.
Menyerukan kemerdekaan sejati. Menyulut sisa api karnaval.
Mengobarkan api amarah para kaum tertindas.
Kata-kata kasar tak senonoh sebagai ungkapan kebencian untuk kedua musuh terbesarnya,
Heavy Lotus Compagnie, organisasi kriminal dimana setiap aksi mereka tidak pernah melibatkan penduduk sipil,
dan Rider Phantasm, organisasi hitam beranggotakan para pengendara motor penguasa jalanan dimalam hari yang selalu meneror orang-orang dikalangan atas.
Hermes, sang pemimpin organisasi hitam, Hybrid, yang berambisi menjadikan Hybrid sebagai organisai hitam nomor satu didunia.”


“Saya berpikir, saya tidak peduli dengan organisasi atau semacamnya.
Saya hanya pedulikan Hermes.
Garis kehidupan yang berliku-liku telah merenggut naluri keibuannya.
Suatu saat nanti andai saya bisa bicara padanya, meski hanya sepatah kata saja.
Atau setidaknya saya bisa berdiri tegap dihadapannya dan dapat melihat pantulan bayangan diri saya dibola matanya.
Sekarang jika dipikirkan kembali, betapa bodohnya pemikiran saya itu. Berharap pada kemustahilan.
Pemikiran itu bermula sejak Hermes merasa keberadaan saya mengganggunya.
Ketika tanpa saya ketahui sebelumnya,
saya yang ingin mencoba mewujudkan harapan saya untuk berbicara dengannya,
mendatangi salah satu ruangan dimana saya dapati ia sedang bercumbu dengan seorang wanita entah siapa.
Kemudian Ratchet, tangan kanan Hermes dengan segera mengirim saya kesuatu tempat terpencil.
Hermes membuang pengganggu ini kesebuah tempat pengasingan, jauh dari Hybrid.
Disana pula Ratchet berkata pada saya bahwa ia percaya saya tidak tahu apa-apa dan tidak akan berbuat macam-macam.
Dia ingin saya tidak mengacaukan segalanya.
Dan ia juga tidak membiarkan saya mengetahui kabar Hermes.”


Everroses House. Rumah pengasingan yang berhunikan anak-anak yang menderita cacat mental.
Saya baru akan menginjak delapan tahun dan Hermes menganggap saya sakit mental.
Tak satupun dari anak-anak yang berkelainan itu yang bisa saya dekati.
Maka dari itu saya menarik diri dari mereka. Tapi itu tidak berlangsung lama.
Karena tidak keseluruhan dari mereka seperti itu.
Ada Trish, anak laki-laki 13 tahun yang didiagnosa sebagai penderita Dissociative Identity Disorder.
Namun, para ahli terapi yang menanganinya mengatakan bahwa kepribadiannya yang lain kini non-aktif.”


“Hari yang beranjak bergulir membawa saya pada kedekatan dengan Trish.
Dia anak yang sangat baik dan mau berteman dengan siapa saja,
meskipun dengan anak-anak cacat mental itu.
Tentu saja itu membuat saya malu akan diri saya sendiri.
Trish benar-benar tipikal lembut dengan masa lalu kelam.
Ia memang telah banyak bercerita tentang dirinya pada saya.
Juga mengenai hal-hal yang kini membuatnya terus hidup dalam trauma mendalam.
Yang membuatnya menciptakan dirinya yang lain, Train, sosok gelap dirinya.
Agak lamanya kami saling membagi suka dan duka. Dan terciptalah perasaan sepihak diantara kami.


“Aku menganggapmu tidak lebih dari teman, Hezel.”


Ucapan itu nyaris membawa saya pada depresi.
Setidaknya saya tak lagi terlalu berharap.
Dan akibat keegoisan saya menarik garis pemisah, saya telah membangkitkan Train dari tidurnya.
Trish begitu menyayangi saya sebagai temannya. Tetapi justru tidak pada Train.
Amukannya yang nyaris setiap waktu membuat batin saya makin terguncang.
Keadaan itu membuat saya mati ketakutan karena Train selalu bilang ingin membunuh saya.”


“Seorang wanita muda berambut pendek dengan gaya aristokratnya muncul, ditengah ketakutan yang saya rasakan.
Wanita itu cantik, hanya suaranya saja yang terdengar berat.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai Eleanor, sang pemimpin Heavy Lotus Compagnie.
Dia menawarkan kepada saya beberapa pilihan.
Dan kemudian setelah itu, ia menarik saya dari rumah pengasingan dan membebaskan saya dari ancaman Train, setelah selang beberapa bulan saya menempati rumah itu.”


“Awalnya yang terbesit dibenak saya tentang Heavy Lotus Compagnie adalah tempat yang tidak jauh berbeda dengan Hybrid.
Namun, pemikiran itu bagai lenyap diterjang ombak begitu saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki didalam organisasi itu.
Hal yang membuat saya tercengang adalah para anggotanya yang menyambut kedatangan saya dengan baik.
Bukan berarti tidak ada diantara mereka yang berperangai keras.
Tetapi apa yang saya saksikan benar-benar jauh dari predikat ‘jelek’ yang selalu dikatakan oleh Hermes kepada bawahannya.
Mereka sungguh jauh dari bayangan Hermes,
meskipun para anggotanya adalah buronan dengan tingkat kriminalitas  tinggi sampai yang tingkat rendah.
Banyak wajah-wajah yang tampak familiar dimata saya.
Karena saya sering mengintip arsip-arsip milik Hermes yang ia simpan diruangannya.


“Kau harus membiasakan dirimu dengan senjata mulai detik ini.
Ada kalanya satu-satunya yang bisa kau percayai hanyalah dirimu sendiri.
Tetapi ada kalanya pula kau harus mempercayai keadilan didalam hatimu.
Dengan terus bertahan hidup demi suatu tujuan, maka pada saat itulah akan terasa bahwa kau benar-benar menjalani hidup dan kau tidak menyesalinya.
Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan, karena ini adalah kehidupanmu.”


Kalimat Eleanor itu baru benar-benar bisa saya pahami enam tahun kemudian ketika saya genap empat belas tahun.
Saya lahir dan dibesarkan dimedan karnaval pertengahan Mei 1958.
Terlahir sebagai putri mercenaries legendaris dan melewatkan hidup yang keras didalam kungkungan Hybrid, sampai akhirnya dipungut oleh Eleanor.
Walau sejak kecil saya sering menyaksikan kekejaman karnaval,
dan diatas segalanya—kebrutalan Hermes—saya berhasil tumbuh cukup ‘normal’,
terlepas dari kenyataan saya hanya bisa menjalani hidup hidup sebagai mercenaries Heavy Lotus Compagnie.”


“Saya pun mendapat seorang partner,
Third, laki-laki sebaya saya yang kemampuannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan saya,
tapi pengambilan keputusan disaat genting,
serta bertempur dengan perhitungan penuh merupakan keunggulannya.
Rasa keadilan saya juga tidak setinggi Third, walau saya tidak akan mau disuruh membunuh orang yang tak berdosa, atau perempuan dan anak kecil.”

“Saya yang telah ditempa cukup keras oleh Heavy Lotus Compagnie telah melahirkan impian saya yang baru.
Saya merasa harus menjadi lebih kuat fisik dan mental untuk mewujudkannya.
Saya terus hidup dengan membunuh perasaan saya terhadap Hermes.
Apapun yang akan terjadi, saya harus tetap hidup, bagaimanapun caranya.”


“Saya dan Third, sebagai sebuah kombinasi yang cukup unik,
bahkan tidak hanya kami berdua, semua anak-anak dibawah umur yang menjalani hidup sebagai mercenaries sebuah organisasi,
mau tidak mau harus merelakan kodratnya sebagai anak-anak biasa,
meski kami masih tetap bersekolah.
Kami berdua menjalani kehidupan ganda sebagai mercenaries Heavy Lotus Compagnie sekaligus muris SMP biasa.
Jika ada perintah dari atasan, kami akan segera mencabut senjata.
Kadang-kadang menggunakan benda-benda yang ada disekitar,
seperti potongan pipa tajam, atau sekedar menyamar untuk mencari informasi dari musuh.”


“Saya dan Third menyukai Heavy Lotus Compagnie dan berusaha sebaik mungkin mempertahankan tempat kami bernaung,
yang semakin hari seolah-olah terus bertambah musuh.
Keberadaan Heavy Lotus Compagnie semakin hari semakin kokoh.
Hal itu mengundang perhatian Hybrid,
terutama Hermes—yang selepas saya pergi dari Everroses House dan bergabung dengan Heavy Lotus Compagnie—tidak pernah menampakkan dirinya.
Padahal dalam menjalani misi, saya tidak pernah menyembunyikan wajah saya,
berharap agar ia tahu bahwa saya telah berdiri diseberang pihak musuh,
dan saya bukanlah barang yang harus selalu ditutupi dan disembunyikan dari dunia luar.”


“Awalnya saya pikir, Hermes-lah satu-satunya alasan saya terus hidup.
Tetapi pemikiran saya itu dibantah oleh keberadaan Illich,
perempuan yang lebih jalang dari Hermes. Dia adalah pemimpin Rider Phantasm.
Gadis cantik bertutur kata lembut yang sangat suka membunuh.
Ia mengincar saya yang telah menghabisi nyawa ayahnya.
Mungkin karena pendidikan serta lingkungannya dibesarkan, Illich nyaris tidak pernah menganggap orang lain sebagai ‘manusia’,
dan bisa dengan mudahnya menyakiti dan menghabisi orang
dengan cara yang kadang-kadang sangat menyeramkan.
Setelah ayahnya tewas ditangan saya, ia memimpin Rider Phantasm
dan berpartisipasi dalam karnaval untuk memulihkan nama baik organisasi mereka.”


“Namun hal itu tidak mengganggu saya—pada awalnya.
Illich menepis hal itu dengan mengutus seseorang yang tidak pernah saya sangka sebelumnya.
Trish, atau lebih tepatnya Train,
datang sebagai mercenaries Rider Phantasm.
Pada mulanya saya ragu, tapi saat Train melukai Third, keraguan dalam hati saya lenyap seketika.
Eleanor memang pernah mengajarkan ‘keadilan dalam hati’ pada saya.
Saya memang pernah sempat mencintai Trish, tetapi tidak pada Train.
Train telah mebunuh Trish-saya
dan sayapun akan melakukan hal yang sama.
Meskipun Train hanyalah alter lain dari pribadi Trish, walaupun yang menciptakan Train adalah Trish sendiri,
dan sekalipun jika saya membunuh Train dengan kata lain saya membunuh Trish, saya tidak peduli lagi.
Tak ada yang lebih berharga dari partner-mu sendiri, begitu pikir saya.


“Kau bisa saja kehilangan orang yang kau kasihi dan mendapatkan penggantinya,
tapi kau tak bisa mendapatkan kembali teman seperjuanganmu
bila kau kehilangan dia nantinya.”


Third menyambut dan menerima keberadaan saya dengan sepenuh hati.
Ia rela mengorbankan nyawanya demi saya,
dan baginya, sampai kapanpun hanya sayalah partner-nya seorang,
dan takkan pernah tergantikan.”


“Kegagalan Train tidak membuat Illich menyerah.
Kali ini ia menyusupkan seorang mata-mata kedalam Heavy Lotus Compagnie.
Hal ini pertama kali disadari oleh Eleanor,
yang mengaku mengenal mata-mata itu dan diakuinya sebagai teman lama.
Semua anggota Heavy Lotus Compagnie—yang ada ditempat pada waktu itu—nyaris akan bertindak
jika seorang pria tidak muncul
dan menembak mata-mata itu tepat diotaknya.
Tak ada seorangpun anggota Heavy Lotus Compagnie yang mengenali pria itu, kecuali saya.
Ratchet, tangan kanan Hermes—yang keberadaannya tidak pernah terekspos media—datang
menyampaikan pesan dari Hermes bahwa ia ingin saya ikut bersamanya
untuk kembali menjadi bagian dari Hybrid
dan akan diangkat menjadi pemimpin.
Tawaran itu dijawab dengan peluru yang beterbangan kearah Ratchet oleh Eleanor dengan membabi buta.
Kemudian Ratchet hilang melarikan diri.
Hati saya diliputi kebingungan.
Eleanor dengan sikap dan cara bicaranya yang tegas mengatakan kepada saya tentang kenyataan akan mayat pria mata-mata itu
yang benar-benar menghantam saya bagai ombak besar.
Pria itu, Cesario, pria yang pernah menjadi suami Hermes,
pria yang selama ini saya cari-cari keberadaannya.
Kini hanya tinggal seonggok daging yang akan membusuk.”


“Ditengah rasa penyesalan yang mendalam, Third merangkul saya.
Berusaha menguatkan hati saya.
Hal ini semakin menyulut kebencian yang begitu membara disudut hati saya.
Semakin dalam keinginan saya untuk mewujudkan impian saya.
Dua orang didunia ini yang belum bisa saya kalahkan,
Illich dan Hermes.
Panggung battle-royal para pembunuh dunia hitam yang akan mempertaruhkan segalanya.
Disinilah saya akan menghadapi musuh terbesar saya,
organisasi yang telah memerintahkan Trish dan Cesario
yang kemudian membawanya kepada kematian,
serta orang yang telah melemparkan saya kedalam dunia penuh peluru dan darah ini,
Hermes, ibu kandung saya.
Orang-orang yang harus dibunuh, orang-orang yang harus dilindungi.
Saya dan Third terus berjuang, sambil dihantui bayang-bayang masa lalu
yang telah menanti diujung jalan berlumuran darah yang terlanjur kami lalui, Karnaval.”


“Saya sadar yang saya lakukan adalah pembunuhan. Sama sekali bukan hal yang baik.
Tapi saya juga sadar, ‘dunia’ bukan hanya satu.
Ada keadilan yang hanya bisa didapatkan dengan cara-cara kejam,
terutama jika sang pelaku kejahatan adalah orang dari pihak yang tak tersentuh hukum.”


“Eleanor tidak pernah menekan segala keinginan dan ruang gerak saya,
termasuk impian saya.
Walaupun Heavy Lotus Compagnie termasuk organisasi kriminal,
Eleanor membenci tindakan terorisme dan sebisa mungkin tidak melibatkan warga sipil
dalam semua aksi kami.
Sebagai pimpinan, ia menyayangi semua anak buahnya dan percaya sepenuhnya terhadap kami.
Tetapi, satu hal yang membuat saya kepikiran,
atas alasan apa Eleanor ‘memilih’ saya,
meskipun ia sendiri tahu siapa saya sesungguhnya.
Namun sampai saat itu, saya belum berani untuk mencoba menanyakannya.
Eleanor terlalu baik terhadap kami semua, anak buahnya,
dengan membiarkan kami melakukan apapun yang kami mau,
meskipun sikapnya dingin dan kadang tidak pedulian.”


“Dari yang saya dengar oleh Third, ia terlahir sebagai putri seorang mafia Rusia
dan seorang wanita chechnya.
Dulunya dia seorang lady, tetapi semenjak ayahnya dibunuh oleh Hermes muda—kawan
seperjuangannya—peristiwa itulah yang menjadi landasan didirikannya
Heavy Lotus Compagnie, organisasi hitam yang waktu itu masih sangat kecil,
dan ia berdiri sebagai pimpinannya.
Semua bawahannya yang ia pungut adalah anak-anak orang tua mereka
yang menjadi korban penindasan Hermes,
termasuk Third, yang ayahnya dipenggal kepalanya oleh Hermes karena ayah Third adalah
sekutu Izar—mafia Rusia yang dihabisi Hermes sekaligus ayah Eleanor.”


“Dari yang saya dengar dari mulut Eleanor sendiri, ia dan Hermes teman dekat semasa SMP.
Hermes menyukai Cesario, sepupu Eleanor, dan keduanya memutuskan untuk menikah diusia dini.
Hermes mulai berubah ketika Cesario berkhianat
dan membanting stir kepihak Tereus—pemimpin Rider Phantasm terdahulu sekaligus ayah Illich,
yang tewas ditangan saya.”


“Semenjak itulah perhatian Hermes berpaling kepada saya
dan itu mungkin menjadi alasan ia mengutus Ratchet untuk membunuh Cesario
sebelum Cesario mendekati saya.
Tapi itu baru sekadar hipotesis saya.
Sesungguhnya saya tidak pernah bisa memahami apa yang ada didalam pikiran Hermes.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya memang pernah mengaguminya.
Sosoknya begitu lekat dibenak saya waktu itu.
Namun, kini melihat Heavy Lotus Compagnie, Eleanor, Third dan kekejaman karnaval
telah membuka mata saya.
Hermes mungkin memang seorang mercenaries legendaris
yang terkenal akan kekuasaan, kekuatan dan kekejamannya.
Kalau diumpamakan, dia seperti ular yang membelit mangsanya
hingga mati sambil tersenyum kejam.
Sehingga, karena reputasinya ini, banyak orang yang membencinya.
Dan kenyataaan yang paling mengganggu saya adalah
bahwa saya terlihat seolah-olah seperti calon generasi penerus sang mercenaries legendaris,
yang telah banyak membunuh orang-orang berpengaruh dikalangan bangsawan,
termasuk Tereus.
Belum lagi status anak-ibu itu sungguh benar-benar membuat saya tidak tahan.”


“Angin perubahan mulai berhembus kearah saya sejak kehadiran anggota baru,
Magus, gadis pemula dalam hal apapun berkaitan tentang dunia hitam dan karnaval,
namun merupakan seorang jenius mekanik.
Saya selalu tampil acak-acakan dengan rambut silver blonde, mata yang menyorot tajam bak
seekor serigala, dengan semua aksi yang menyeringai buas,
serta selalu menggandeng senapan laras panjang.
Saya mulai sedikit berubah setelah dekat dengan gadis itu,
walau awalnya saya malas menghadapinya karena keluguan dan kepolosannya,
juga sikapnya yang selalu tidak pernah bisa tenang.
Setelah selang tidak berapa lama,
ia menjadi maskot Heavy Lotus Compagnie dan menjadikannya sebagai mood-maker dalam
organisasi kriminal itu.
Mecredi, ibunda Magus, menjadi korban pelecahan seksual oleh Hermes.
Saya merasa ketidak asingan ketika Magus memperlihatkan foto ibunya kepada saya.
Samar-samar didalam penggalian memori saya enam tahun lalu,
wanita yang bercumbu dengan Hermes disebuah sofa disalah satu ruangan yang hendak saya datangi.
Setelah itu yang saya ingat,
saya telah berada dirumah pengasingan Everroses House.”


“Magus dipungut oleh Eleanor dari sebuah panti asuhan.
Setelah mengenal lebih dekat dengannya,
yang ada dibenak saya berkenaan dengan Magus adalah
diluar sifat ceria dan kekanak-kanakannya, ia cenderung merasa rendah diri
karena ia tidak seperti saya dan yang lainnya.
Menurut pengakuannya, hanya dengan berada disisi sayalah ia bisa merasa dirinya lebih berarti.
Dua kali ia menghadapi pengalaman menyakitkan karena saya yang telah dua kali menolaknya.
Tapi, hal itu sama sekali tidak melunturkan perasaannya terhadap saya.
Sebaliknya malah, ia merasa harus selalu berada disisi saya.
Ia sedih saya hanya bisa hidup sebagai pembunuh,
tetapi ia selalu berusaha mengerti dan selalu menjadi tempat dimana saya bisa menunjukkan kelemahan saya.
Perlahan-lahan, saya mulai mengakui dan menerima kehadirannya dalam hidup saya.”


“Untuk kedua kalinya,
Rider Phantasm menyusupkan mata-mata kedalam Heavy Lotus Compagnie.
Namun, kali ini Illich sendiri yang turun secara langsung untuk bertemu dengan saya.
Saat itu saya sedang mandi.
Ia langsung menyelundup masuk kekamar mandi saya.
Saya tidak kaget akan hal itu, karena
meskipun saya belum pernah bertemu muka dengannya barang sekalipun,
saya mengenali wajah, sifat, dan tutur katanya yang halus dan penuh pelecehan.
Mendapat kesempatan sebagus ini bisa langsung bertemu musuh terbesar,
membuat saya tidak akan melepaskannya begitu saja.
Dengan berbalut handuk, berondong peluru ditembakkan
namun ia dengan lincahnya menghindari semua peluru senapan saya.
Untuk yang kedua kalinya pula Ratchet ikut campur.
Pria itu bermaksud mencabut nyawa Illich seperti yang telah ia lakukan pada Cesario.
Eleanor turun tangan bersama dengan Third untuk memisahkan Ratchet dari saya dan Illich.
Namun,
serangkaian pengganggu lagi-lagi ikut meramaikan saat saya nyaris ditikam oleh Illich
yang berhasil mengungguli saya dan tengah menduduki saya,
tiba-tiba Illich—dengan senyum liciknya, jatuh tergeletak tak berdaya diatas tubuh saya
dengan pisau belati tertancap diatas kepalanya.
Yang membuat saya tercengang bukanlah hal itu,
melainkan orang yang telah mengganggu kami.
Hermes, wanita jahanam, musuh terbesar dalam hidup saya,
tengah berdiri dihadapan saya yang tengah berbalut handuk.
Darah saya mendidih meluap-luap sampai keubun-ubun melihat ditangannya
ditenteng kepala Magus tanpa tubuhnya.
Ditengah serbuan saya yang membabi buta,
ia masih sempatnya menawarkan hal sama yang pernah ditawarkan oleh Ratchet, kaki tangannya,
sekaligus untuk pertama kalinya ia berbicara secara langsung kepada saya.


“Untuk apa sebenarnya kau hidup, demi organisasi dan gadis sampah ini, hah?
Kau bahkan tak lebih dari sekedar anjing Heavy!”


Saya membalas,


“Persetan dengan hal itu!
Aku hanya inginkan kematianmu!”


Saya—yang dibakar kebencian dan berusaha mengenai satu peluru saja kepadanya,
bahkan dengan bela diripun saya masih jauh dibawahnya—mulai kehabisan cara.
Ditengah kekacauan itu, secara kebetulan saya mendapatkan setitik celah untuk menghabisinya.”


“Setelahnya Eleanor muncul menyaksikan Hermes yang telah tergeletak didepan kaki saya
dengan mata melotot tak lagi berkedip-kedip dan
darah yang mengalir dari ubun-ubunnya dari sebilah pisau kecil
yang tertancap tepat diotaknya.
Senyum licik tersungging dari wajahnya yang telah penuh kucuran darah.
Handuk saya telah belepotan darah.
Saya berdiri menunduk menatapi orang yang kini tergeletak tidak berdaya
sambil tersenyum penuh kemenangan
ditengah nafas saya yang tersengal-sengal.
Saya melihat kearah Eleanor yang tersenyum lembut kepada saya,
satu hal yang tidak pernah ia lakukan kepada saya sekalipun.”


“Singgasana battle-royal kini diduduki oleh Heavy Lotus Compagnie.
Tak ada yang tahu bagaimana nasib Hybrid dan Rider Phantasm
setelah masing-masing pemimpin gugur dimedan karnaval.
Sisa-sisa bawahannya telah membubarkan diri.
Heavy Lotus Compagnie berevolusi menjadi organisasi raksasa yang merupakan penguasa dunia hitam.
Impian saya telah terwujud.
Tak ada lagi alasan bagi saya untuk menetap didalam Heavy Lotus Compagnie.
Saya mengundurkan diri dari dunia hitam.”


“Dan kini, saat ini, saya bekerja lepas sebagai jurnalis
dengan memakai nama pena Zuki, sampai sekarang.
Saya memalsukan kematian Hezel dan berpindah-pindah kenegara lain
dengan identitas yang berbeda-beda pula.”


Sang konsultan bangkit dari kursinya sambil berdiri membelakangi kliennya.
Setelah sejenak berdiam, ia pun membalikkan badan
“Ada yang ingin Anda katakan?”
“Menurut Anda bagaimana?”
“Saya tidak tahu.”
“Begini,” sang konsultan mendehem, “jangan tersinggung jika saya mengatakannya…”
“Tidak apa-apa, saya memang mengharapkan pendapat yang sejujurnya dari mulut Anda.”
“Baik, Nyonya Zuki,
yang saya dapatkan dari mendengar cerita Anda adalah alasan-alasan segala tindak tanduk Hermes.


Yang pertama,
ia sendiri tahu segala sesuatu tentang dirinya, termasuk
kriminalitas tingkat tinggi yang dilakukannya yang sangat tidak manusiawi.


Yang kedua,
segala keburukan dan aib yang dimilikinya memang sengaja ia tutupi untuk
menjauhkan Hezel dari segala imbas dan resikonya dengan cara
mengungkung Hezel dari dunia luar dengan harapan agar segala bentuk kekejaman
diluar sana tidak menimpa Hezel.
Alasan ia membunuh Magus juga agar kejadian yang terjadi padanya
dengan ibunda Magus, tidak terulang pada diri Hezel,
dengan harapan agar Hezel dapat hidup ‘normal’.
Impiannya adalah menjadikan Hybrid organisasi hitam nomor satu didunia,
kemudian mengangkat Hezel sebagai pemimpinnya.
Karena membunuh telah mencanduinya,
ia pun mempunyai impian lain untuk menghentikan semua itu, yaitu dengan dibunuh.
Tetapi ia tak sudi menyerahkan nyawanya kepada sembarang orang
karena  harga dirinya yang sangat tinggi.
Maka impiannya yang lain adalah agar ia mati ditangan Hezel
dan Hezel memimpin Hybrid.
Seorang mercenaries legendaris  seperti dia tak mungkin dengan mudahnya dapat dikalahkan begitu saja.
Sejak awal ia telah mempersiapkan diri untuk dibunuh oleh Hezel.
Dan demi melindungi anak satu-satunya,
ia memutuskan untuk melakukan itu dan rela dengan resiko
dibenci seumur hidup oleh Hezel.
Ia telah menyingkirkan semua orang yang dianggap membahayakan nyawa Hezel.
Semuanya demi Hezel.”
“Apa yang membuat Anda berpikir begitu?”
“Saya rasa Anda sendiri tahu jawabannya,
hanya saja Anda berusaha menghindari kebenaran yang ada.”
Wanita itu bangkit berdiri dari kursinya dan berjalan kearah pintu.


“Yang ketiga,
sebenarnya yang paling menyeramkan dari Hermes
bukanlah sejarah penuh darahnya, tetapi landasan dasar atas semua aksinya,
‘cinta’ yang tak terbatas terhadap Hezel, putrinya.”
Wanita itu menatap sekilas sikonsultan sambil tersenyum licik,
kemudian merapikan kerudungnya dan hilang kebalik pintu.

End

Map

Link